Wednesday 30 November 2016

Mbonek ke Manila

Assalamualaikum Wr. Wb....

Perjalanan ini memang dadakan (bukan lagunya Ebiet G. Ade lho ya). Dapat telpon dr teman 18 Nov jam 3 sore yg sedang transit di KLIA 2 dan tiba2 ngajakin nonton timnas di event AFF Cup 2016 Manila. Dalam 10 menit saya memutuskan menemani dia yg pergi sendirian. Sambil nyetir mobil, saya beli tiket di website "Udara Asia" juruan KL-Manila tanggal 18 Nov berangkat jam 21.20 dan Manila-KL jam 6.30. Total 2,1 juta rupiah, tanpa itinerary dan ga tau mau kemana aja kalo sudah sampán Manila, yg jelas ya nonton timnas. Namanya juga Bonek!! Tapi saya coba akan ceritakan secara ringkas untuk referensi teman2 yang mungkin ada rencana ke Manila. Oh ya ini Manila lho ya dan concern kami adalah mendukung timnas, jadi jelas pelesiran di tepi pantai akan kurang dalam cerita perjalanan ini.


Pesawat sudah mendarat Kapten!! Sampai di Nino Aquino International Airport (NAIA) Manila jam1.20 dan langsung beli simcard Globe paket internet harganya 300 Peso/minggu dengan capping 800MB per day. Ada juga yg paket 500 piso ada tambahan gratis nelpon ke indonesia 11 menit atau lokal 30 menit & 30 sms. Oh iya, kalo mau nuker duit lebih baik di Manila aja, tapi jangan di Bandara kecuali emergency. Karena saya tinggalnya di Malaysia ya jd saya membandingakannya dengan ringgit. RM1 = 10 Peso = Rp.3000. kurang lebihnya segitu kali ya.
ini Arrival Card yang mesti diisi sebelum antri di counter imigrasi airport NAIA.

Ini simcard Globe (coverage & qualitynya OK) nomernya diawali dengan +6391xxx, kalo brand Smart warnanya Hijau (kebetulan both mereka kemarin tutup). Di bandara ada juga wifi gratis kok dan ada mushollanya buat kamu yang pengen solat di bandara.

Then, our journey was begin!! And Yes, this is the 18th country that I was visit.

Karena kita ga tau harga pasaran taksi konvensional dr airport ke hotel tujuan kami yang berjarak sekitar 20KM, dan dapat referensi dari teman kalo taksi online lebih bersahabat. Jadi kami memutuskan untuk naik Uber Taxi walopun ada Grab Taxi juga. Pemesanan pertama menggunakan Uber Pool, karena ditunggu 30 menit lebih ga dateng2 so kami cancel, jadi kami booking Uber Pool lagi. Alhamdulillah dalam waktu 5 menit taxi itu udah mecungul di arrival gate. Dari airport ke hotel kami harus bayar 311 Peso, include cancelation fees td yaitu 100 peso. 

Kami memilih hotel Eurotel Vivaldi Araneta di Cubao, Quezon City karena hanya berjarak sekitar 300meter dr hotel pemain timnas. Jadi kami bisa jalan kaki kalo mau ketemu pemain timnas Indonesia, Singapore, Philipines & Thailand. Kebetulan teman saya emang gila hunting foto selfie dengan para pemain bola. Hotelnya pas di depan stasiun MRT Cubao.
 Ini kamar harganya sekitar 350ribu rupiah, jangan walk in ya, lebih baik gunakan third party website karena harganya jauh lebih njomplang.

 Ini jalan dr hotel kami ke hotel pemain timnas.

 Di depan itu stasiun MRT (kanan atas), jelas hotel kita bising banget kalo pas MRT nya lewat hehe...

Sebenarnya kawasan ini banyak hotel2 yg OK juga.

Bagian lobby hotel, jangan kaget kalo banyak pasangan muda mudi check in di hotel ya karena memang budayanya beda dengan Indonesia hehe...(jangan ditiru yach)... :))

Ini hotel kami tampak dr depan.

Singkat cerita, kami ada sedikit masalah dengan hotel saat mau check in, karena receiptionist bilang belum menerima booking order dr third party website yang kita pakai untuk booking hotel ini. Alhasil kami harus ngirim email dulu ke CS Travel*ka untuk memberikan klarifikasi kepada pihak hotel. Denger2 pembicaraan mereka sih si website salah alamat ngirim emailnya, karena cabangnya hotel ini banyak. So we have to wait till 5.00 AM to make it clear. Dan itu 15 menit setelah adzan subuh waktu Manila.

Hari Pertama (Sabtu, 19 Dec 2016)
Keluar dari hotel jam 10 pagi, tujuan pertama kita ya hotel pemain, karena timnas akan bertanding melawan Thailand jam 4  sore di Stadion Philipines Sport yang berjarak kurleb 35KM dari KBRI yang berada di Macati. Ya, Macati. Kenapa Macati? Karena dr hotel pemain kami harus ke KBRI dulu untuk bisa berangkat bersama bus yang disediakan KBRI menuju Stadion. Karena kalo naik trasnportasi sendiri bisa mahal dan susah dapetnya, ada salah satu teman yang naik taxi ke stadion dan dia harus bayar sekitar Rp600ribu hehe...

FYI, Dari Cubao ke Macati menempuh jarak sekitar 15KM ke selatan, naik Uber sekitar 160 Peso kalo tidak macet (peak time). Dan kami harus sudah sampai KBRI sebelum jam 3 sore, karena jalannya macet banget dr KBRI menuju Stadion (1 jam waktu tempuh kalo ga macet). Kalo dijelaskan kira kira begini : Cubao (hotel kami) berada di tengah tengah. Macati ada di 15Km selatan Cubao sedangkan Stadion berada di 20KM utara kami. Mudeng kan??!! Wajib mudeng hahaha....
 Ini Musholla KBRI Manila, besar dan isis euey....kudu naik lift dulu.

 Ini halaman depan KBRI yang mulai dipadati suporter yang datang dr Indonesia maupun yang bekerja disini serta wartawan Indonesia.

Ini ruang Tamu KBRI Manila.

 Terima kasih KBRI Manila yg sudah memfasilitasi bus dan konsumsinya sekali hehe.


Suasana di luar stadion sebelum pertandingan di mulai.

Campaign #savepersebaya dulu dong di Stadion yang lagi jadi isu nasional di sepakbola Indonesia.

 Ini penampakan suporter timnas di Stadion Philipines Sport. Oh iya, sepakbola tidak begitu diminati oleh warga sini, karena menurut mereka adalah olahraga mahal. Jadi jangan heran kalo toko sepatu bola & jersey bola jarang ditemui. Olahrga yang paling digandrungi disini adalah Basket Ball.

Ini penampakan tiket AFF Cup 2016 timnas vs Philipines. Kalo beli harganya sekitar Rp.100ribu. Dan walhasil di pertandingan pertama timnas harus kalah 4-2 dri Thailand.

Berhubung ga makan nasi seharian karena kesusahan nyari yang halal, jadi balik dari stadion kami langsung mencari makanan Indonesia yang katanya ada warung yang buka sampai jam 12 malam di dekat KBRI. Jalan kaki sekitar 400meter. Nama warungnya Warung Indo, ownernya orang Indonesia, chefnya orang Indonesia, namun waiterssnya orang lokal. Menunya memang purely Indonesian food.
 Warung Indo, jalan kaki aja dari KBRI Manila sekitar 400meter (dekat dengan Starbuck coffee).

 Nasi Goreng Kampung sekitar 180 Peso.

 Ayam Penyet & Jus Tomat. 250 Peso kalo ga salah totalnya. Maklum udah kelaperan ga ngecheck harga hehe....Worth it sih menurut saya dengan rasa dan porsinya. Jangan salah, yang makan disini bukan cuman orang kita aja, orang lokal, Cina, India jg sering dijumpai di warung ini.

Nampak dalam dari Warungnya.

Hari Kedua (Minggu, 20 Des 2016)
Karena nyampek hotel udah dini hari, so we decide to starting the journey bit late (after Dzuhur 11.45). Menurut para driver uber, hari minggu jarang orang lokal beraktivitas di pagi hari, mereka akan keluar rumah di sore hari sampai ke malam hari. Dari hotel langsung menuju Rizal Park dan janjian ama teman yang datang berbeda pesawat. Lagi lagi ya naik Uber sekitar 180 Peso dari Quezon City. Horang kayaaaahhh.....hahaha
 Kamu bisa menemukan bendera raksasa Philipines disini. Di bendera yang kecil kecil itu adalah monumen yang dijaga ama seorang tentara yang mirip di Film Mr. Bean hehe...

 Ini auditoriumnya untuk pementasan drama atau acara2 yang memerlukan panggung. Di Rizal park ini juga ada diorama yang menceritakan perjuangan rakyat Philipines. dan yang pasti banyak muda mudi juga yang pacaran dan foto fotoan hehe..


 Kamu akan menemukan puluhan patung setengah badan yang merupakan pahlawan Philipines. Jangan heran kalo ada beberapa nama pahlawan yang namanya agak kebahasa melayuan.


Ini penampakan dari belakang Rizal Park.

Setelah dari Rizal Park, kami menuju Intramuros yang berjarak sekitar 1 KM saja dari Rizal Park. Jalan kaki lebih disarankan ketimbang naik becak sepeda yang penuh tipu daya hehe...Biasanya mereka akan minta bayaran 50 Peso/orang dengan kapasitas 2 orang penumpang per becak. Intramuros ini ibarat Kota Tua di Jakarta.
 Gate Intramuros yang selalu dijaga oleh polisi. Tugasnya kayak security hotel, buka tutup bagasi mobil.

 Ini Bentengnya, dari atas sini kamu bisa melihat bibir pantai yang berjarak hanya 1 KM. Mungkin benteng ini digunakan untuk mengintip pergerakan musuh di laut yang mendekati pantai. Kemeroh ya saya haha...

 Jangan khawatir, kamu akan menjumpai banyak turis yang berjalan kaki disini. Juga anak2 muda lokal yang berkuliah di kawasan ini.

Ini salah satu bangunan klasik yang ada di kawasan Intramuros. Kalo udah pernah kesini ya ga bakal pengen kesini lagi hehe....

Kami melewatkan Istana Malacanang yang letaknya tidak jauh dari sini, karena kami mengejar waktu sholat ashar di Golden Mosque. Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Al Dahab terletak sekitar 2,5 KM dari Intramuros, 10 menit dan bayar Uber sekitar 110 Peso.
 Gerbang Moslem Town di Quiapo. Kalo naik Uber mending minta diturunin di gerbang sini aja biar bisa foto2 dulu dan eksplorasi jalan menuju masjid.


 Ini pisang goreng coklat buatan orang Philipines yang berasal dari Mindanao. So easy to find halal food here, and so cheap.


 Ini kawasan kampung moslem di depan Masjid Al Dahab (Golden Mosque), banyak restoran halal, hotel dan toko busana muslim.


 Ini Gerbang Masjidnya, ramai anak2 kecil yang bermain di halamannya. Dan mayoritas berasal dari Mindanao. Saya sempat berjumpa dengan warga Mindanao yang fasih berbahasa Indonesia karena bekerja di Brunei Darussalam selama 2 tahun, teman kerjanya semuanya adalah TKI. dan dia mengaku lebih suka bergaul dengan TKI daripada dengan warna negara lain.


Arsitektur di dalam masjid.



 Setiap sholat jamaah, minimal ada 4 shaff penuh.



 Di warung sekitar masjid, makanannya relatif murah. Contoh saat gambar ini diambil, kami memesan 8 piring nasi, 6 mangkuk lauk (ayam, telur ikan, ikan patin). Cara penyajiannya mirip dengan Rumah Makan Padang. Totalnya 320 Peso.



Ini adalah Jeep yang dimodifikasi menjadi public transport dengan muatan 15 orang, namanya Jeepney. Jurusan bisa dilihat di badan Jeepney. Foto ini diambil di gerbang Moslem Town Quipao

Setelah puas makan dan menunaikan Magrib berjamaah kami pergi ke Mall of Asia (lihat2 jersey & beli oleh2 lokal) dengan menaiki Uber sekitar 220 Peso. Mall of Asia ini kononnya menjadi Mall yang paling besar di Asia. 8 Mall disambungin jadi 1. Dia tidak tinggi tapi panjang. Dan kesalahan kita adalah pulang berbarengan dengan tutupnya mall. So pasti harga Uber terus jadi 880 Peso untuk kembali ke hotel. Menunggu agar harga Uber back to normal, jd kita putuskan jalan2 dulu di sekitar Mall of Asia (sayang fotonya ada HP temen). Hasilnya.....
Ya, kami menemukan salah satu minimarket Indonesia yang berekspansi di Philipines. Larissss dan display nya bener2 Indonesia banget, paling ga bisa beli snack2 yg biasa dimakan di Indonesia & Malaysia. Hingga akhirnya pukul 23.30 harga Uber kembali normal menjadi 280 Peso menuju Hotel Kami.

Hari Ketiga (Senin, 21 Des 2016)
Karena kecapekan, di hari ketiga kami kembali ke Golden Mosque (mencari makanan halal dan sholat berjamaah sampai isya) lalu menuju hotel pemain dan berbincang mengenai persiapan pertandingan melawan tuan rumah Philipines. Jadi ga banyak foto2 yang saya ambil.
Ini gambar hotel tempat pemain menginap, males mau foto2 soalnya lagi fokus ngobrol ama pemain, wartawan, teman2, dan staff PSSI. Tampak itu official Thailand lg ngobrol.

Hari Keempat (Selasa, 22 Des 2016)
Selama menginap di hotel ini kami memang ga pernah sarapan disini. Karena memang ga mood mau makan makanan disini kecuali yang udah jelas "statusnya". Terlebih teman saya bawa telur asin 25 butir dari Indonesia hehe... So, Pukul 10.00 kami langsung check out dan bergegas ke Greenhills Shopping Center, mall yang menjual oleh2 tradisional Philipines (sayang lagi2 kami berfoto2 di tempat ini). Kalo naik uber sekitar 80 peso aja, karena jaraknya cuman kurleb 5KM. Dan dari situ kami ke hotel pemain (3KM) untuk memberikan hadiah ulang tahun kue tart dan segera cabut ke KBRI. Karena macet jam kerja dan hujan, perjalanan dr KBRI ke Stadion memakan waktu 3 jam.
Kue Tart untuk Andik Vermansah yang berulang tahun tanggal 23 December.

At the end, I have to say goodbye to Indonesian peoples who support National Team at AFF Cup 2016 Manila. Thank you for your hospitality and see you again. Wassalamualaikum...

Remark :
1. Buat Muslim, Kalo beli junkfood, beli makanan yang terbuat dari bahan ikan aja (menurut teman yg sudah bekerja di Manila beberapa tahun). Googling aja jg banyak kok daftar restoran halal di Manila.
2. Mesti nyobain wisata di pantai kalo punya waktu liburan yang cukup panjang di Philipines.
3. Jangan bawa balik duit Peso kalo tersisa banyak, karena akan jatuh harganya di luar negara mereka.
4. Mau tarik tunai di ATM setempat juga bisa kok.
5. Manila itu kota yang macet banget nget nget...

Semoga cerita singkat ini bermanfaat dan menambah referensi.

Monday 28 November 2016

Penasaran....

Setelah sekian lama menahan rasa gatal untuk menulis di dunia maya, akhirnya dini hari ini jebol sudah perasaan itu. Ya, karena saya sendiri menghindari menulis panjang panjang di FB & memberi komentar pada postingan2 yg lagi hot. Apalagi saat ini lagi musim postingan yang mengandung kata "penistaan" "almaidah" "ahok" "FPI" dan "PSSI"....hahaha...Sebenarnya yang bikin gatel itu ya menulis soal sepakbola & PSSI, soale passion saya adalah olahraga sepakbola.

Ya semoga dengan menulis disini membuat saya lebih bebas, tidak memutus silaturahmi dengan teman2 saya di akun2 sosial media karena perbedaan pandangan. Oh iya tulisan ini dibuat saat Manchester Kabupaten berhasil menahan imbang Daging Barat dengan skor 1 sama dan bojoku lagi tidur. Anyway, tenang aja saya bukan hatersMU kok karena saya seorang Citizen dari Manchester Kota....(eksyeeenn dulu di depan Etihad Stadium wekekekek)


Rasanya bakal ketagihan menulis disini....hehe...sampai jumpa di sesi selanjutnya yahhh...